Menu
Cahaya Akhwat

MENCURI PERHATIAN


وَلا يَضْرِبْنَ بِأرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مِايُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ
Janganlah mereka menghentakkan kakinya agar mereka diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…..”(An-Nuur :31)
Selain menjelaskan larangan menampakan perhiasan walaupun hanya dengan bunyi, ayat ini juga mengisyaratkan akan tabiat fitrah wanita. Fitrah wanita yang suka menarik perhatian, entah dengan perhiasan, suara atau tingkah laku.

Di jaman sahabiah wanita-wanita tutup aurat secara sempurna, kecuali hamba sahaya. Pakaian mereka mengulur hingga ke kaki. Namun yang namanya wanita yang senang diperhatikan, ternyata ada saja perempuan yang menghentakkan kaki, agar perhiasannya dapat didengar. Inilah wanita, fitrah yang selalu ingin mendapat perhatian.

Zaman sekarang, perempuan-perempuan mencuri perhatian dengan secara terang-terangan. Entah dengan kecantikan, pakaian, perhiasan, tingkah laku bahkan dengan sensasi yang seharusnya tak pantas diperlihatkan kepada orang lain. Dan sekarang penyakit silfie sudah benar-benar menyerang banyak kaum muslimah.
Pakaian yang tak pernah ketinggalan mode, assesoris , perhiasan; kalung sengaja mengecilkan jilbab agar kalungnya kelihatan, gelang  yang kadang tak pandang belas kasih pada lengan yang menanggung beratnya gelang-gelang, dan kadang setiap hari gonta ganti.

Untuk apa sih mereka (kaum hawa) berbuat seperti itu? Apakah untuk kepuasan? Untuk menarik perhatian? Bersaing? Biar pede? Apapun alasan dan motivasi mereka, yang jelas Allah melarang bertabarruj keluar rumah, membuka aurat, apalagi untuk berbangga-bangga.

Lantas dengan melarangnya wanita menampakkan perhiasan, apakah tidak terlalu membatasi wanita? Mengekang wanita, sampai ia harus menghilangkan tabiatnya sendiri, padahal wanita itu sendiri menginginkan kebebasan?   Tidak!! Islam tidak pernah mengekang siapa pun, tidak pernah memaksa untuk menghilangkan sifat asli manusia demi sebuah kemuliaan. Seperti yang di lakukan para uskup atau bibsu yang tidak berhubungan dengan wanita, padahal mereka mempunyai syahwat.
Manusia manapun suka keindahan, dan Allah  pun suka yang indah.

“Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan.” (H.r. Muslim dan Ahmad)

Manusia punya syahwat, agama arahkan dengan yang halal lewat perkawinan. Begitu juga dengan tabiat wanita yang suka berhias dan ingin diperhatikan. Agama  hanya melarang menampakkan kepada laki-laki yang bukan mahram, dan menampakkan dengan tujuan memamerkan perhiasan atau berbangga-bangga. Namun agama mengarahkan sifat wanita hanya untuk di rumahnya dan hanya untuk suaminya. Dan ini tersimpan hikmah yang sangat mulia, sangat agung dan demi keselamatan wanita itu sendiri.
Tidaklah seorang mu’min lebih mengambil manfaat setelah ketakwaan kepada Allah SWT yang baik baginya, dari pada isteri yang salehah. Jika diperintah, maka ia taat, jika suaminya melihatnya akan menyenangkannya. (H.r. Ibnu Majah)
Agama memuji perempuan yang taat pada suaminya, dan selalu menyenangkan pandangan mata suaminya. Budaya berhias ketika keluar rumah, sungguh sangat menyimpangkan pola pikir wanita. Dan budaya berhias hanya untuk suami sudah mulai tabu di jaman sekarang. Bahkan tak sedikit wanita di rumah berpakaian seadanya namun ketika keluar rumah dengan pakaian yang terbaik yang ia miliki.
Wahai akhwat, marilah kita berusaha menaati Allah dan Rasul-Nya! Yang setiap saat menatap kita, menyayangi kita, yang tak pernah lelah melimpahkan kasih sayang –Nya pada kita.
Ada beberapa hal yang bisa mengembalikan fitrah wanita hanya kepada yang hak. Tanpa membiarkan ia merasa hidup bagai dalam sangkar.
Baca juga: Hal-Hal yang mewajibkan berhijab di rumah
Di antaranya.
  • kesadaran oleh suami isteri atau akhwat itu sendiri, bahwa agama melarang wanita bertabarruj keluar rumah namun sangat memuji wanita yang berhias hanya untuk suaminya.
  • Diperkuat dengan amal agama. Amal-amal shaleh seperti shalat, zikir, baca quran, mencari ilmu adalah pondasi rohani, agar agama wanita tetap bertahan di kancah zaman yang semakin merusak.
  • Kesabaran suami/orang tua untuk selalu membimbingnya, selalu berusaha mengingatkannya dengan ma’ruf.
  • Membiasakan berpakaian rapi dan menutup aurat ketika di rumah. Yang perlu diingat berdandan dan berpakaian wah hanya untuk suaminya. Jika ia mempunyai anak-anak, orang tua mau pun pembantu perempuan, ia harus berpakaian rapi dan menutup aurat kecuali batasan-batasan aurat yang boleh di perlihatkan kepada anak-anak dan sesama mahram lainya
  • Membiasakan berhias dan berpakaian yang memikat hati suami ketika di dalam kamar. Dan kadang ini yang sering di abaikan oleh sebagian wanita, bahkan berpenampilan menakutkan seperti memakai masker atau segala macam rempah lainnya (yang berbau menyengit), yang konon untuk kecantikan. Ini tetaplah tidak boleh kan  ketika ada suami di sisi, karena ini bisa membuat suami terganggu dengan penampakan dan bau dari kita
  • Adanya dorongan suami. Suami harus sering-sering memparhatikan isterinya, mengingatkan ketika isterinya lalai. Menghargai apa yang telah dilakukan isteri dan tak lupa memujinya. Berusaha memberikan sesuatu yang mendokung kebiasaan isterinya (berdandan  dirumah), seperti membelikan perhiasan, alat- alat kecantikan (yang aman tentunya), bahkan baju yang  sangat cantik dan atau pun seksi, sesuai dengan kemampuan suaminya tanpa harus dipaksakan. Sehingga isteri pun merasa di perhatikan, merasa berarti, menyadari bahwa dirinya sangat berarti dan cantik di mata suaminya.
  • Menghindari gaya hidup berlebih-lebihan. Ini pun perlu di luruskan, walapun hanya  untuk suami dengan kemampuan suami, tidak seharusnya mempunyai pakaian, perhiasan yang berlebihan. Agama melarang berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup yang berlebih-lebihan, selalu memperturutkan kemauan, maka ini akan memalingkan kita dari mengingatkan Allah. Ketika hati kita sudah semakin lalai, rohani akan semakin melemah, ini  bisa membuat kita mulai meninggalkan kewajiban-kewajiban lain yang ada pada kita. Dan menghindari hal-hal yang mendatangkan murka Allah seperti merubah ciptaan Allah, bertato, penampilan seperti laki- laki atau menyerupai yahudi.
  • Berhias ikhlas karena Allah. Ini yang sangat perlu di tekankan. Kadang suami memang tak punya kemampuan untuk memberikan yang lebih, atau kadang ia sangat kecapean, hingga kadang hanya mencium bantal saja sudah tertidur dengan pulasnya. Tak sempat lagi menyapa isteri yang secantik bidadari. Atau kadang ia lagi punya masalah, hingga tak sempat memperhatikan isterinya. Di sini (kita harus berusaha memperhatikan keadan suami, lebih baik lagi jika bisa membantu suami meringankan bebannya)  sangat penting sekali  menjaga keikhlasan, kalau tidak, kita akan merasakan dongkol yang luar biasa, cape-cape berdandan, ehh suaminya dah terlelap.
    Berhias untuk  menyenangkan suami demi Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan mendapatkan pahala dari Allah dan surga-Nya yang sangat indah. Insya Allah.
    Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik diantara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang paling di kalangan lelaki. Mereka akan mandi, dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suami mereka di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil, mereka seperti batu permata yang berkeliauan. (H.R. Abu Syaeh, dari Abu Umamah r.a)
    Namun bila hanya untuk suami, maka mungkin kita akan mendapatkan kasih sayang suami  namun di sisi Allah tidak mendapatkan apa- apa.

    • Berdoalah kepada agar terlindung dari fitnah ini.
      Ingin diperhatikan sudah merupakan fitrah wanita, siapa pun dia. tak terkecuali peremupuan-perempuan yang sudah menutup aurat secara sempurna seperti yang digambarkan ayat di atas. 

      Wahai akhwat, jadikanlah diri kita penyejuk  hati dan mata suami. Marilah sama-sama kita gapai redha Allah yang mempunyai kerajaan yang tiada tandingannya. Yang mempunyai kasih sayang tiada terbatas. Yang memiliki surga yang paling kecil luasnya seluas langit dan bumi. 

      2 komentar

      1. Wah sangat bermanfaat sekali mbak infonya terima kasih ya sudah berbagi informasinya semoga bermanfaat infonya.

        BalasHapus
      2. Saya pun berusaha mencuri perhatian. Perhatian dari para pencari job review hehe

        BalasHapus