Menu
Cahaya Akhwat

APA YANG KAU SIAPKAN UNTUK MASA BENAR-BENAR SULIT?


Cahaya Akhwat - APA YANG KAU SIAPKAN UNTUK MASA BENAR-BENAR SULIT?

Mungkin, hampir semua orang punya planning untuk masa depannya yang lebih baik. Dan kebanyakannya, planning itu  lebih dari satu. Bahkan rencana A, B, C dan seterusnya. Jika A gagal maka beralih ke B, gagal lagi coba rencana berikutnya. Pastinya terus mencoba, hadapai kesulitan demi masa depan yang cemerlang.

Namun, ada yang sering terabaikan. Bagaimana jika kita menghadapi masa yang sangat sulit di saat kondisi yang sudah sangat terbatas.

Akdemik, jabatan, kekayan dan apapun yang bersifat materi, semuanya memang memberikan janji masa depan yang cemerlang. Tapi pernahkah kita berpikir, jika akademik suatu saat membisu? Jabatan bungkam? Kekayaan telah musnah atau berpindah tangan? Kesehatan menampakkan wajah yang suram? Ah, pemikiran yang hanyalah membuat kita menjadi pesimis.

Iya, memang mengerikan, tapi apa salahnya kita pikirkan dan siapkan diri untuk menghadapi masa-masa sulit itu.

Pada artikel Setelah menikahbenarkah surga tak di telapak kaki ibu, saya telah menceritakan bagaimana seorang wanita tua yang sakit, kekurangan dan sendirian. Padahal dia mempunyai dua orang putri, namun takdir berkehendak dia menjalani masa tua dalam kesepian dan luka yang sangat dalam. Masa mudanya juga masa berkecukupan. Lulusan S 1 dan mendapatkan pekerjaan yang mentereng di sebuah perusahaan. Namun takdir berkehendak lain. Siapa pun tidak ada yang mampu mencegah kemana takdir membimbing insan bersangkutan. Di masa tuanya, justru ia harus menjadi seorang fakir, yang hidup dan berobat ditanggung oleh saudaranya.

Di lain cerita. Ada seorang perempuan tua yang juga kena stroke. Hari kehari kondisinya semakin memprihatinkan. Punya anak tapi anak-anaknya lebih peduli dengan kehidupannya sendiri. Punya harta, tapi tak kuasa mengembalikan kesehatan, kekuatan, bahkan untuk membeli kebolehan menyuap makanan yang disukai. Ya, uang bisa membeli makanan apapun, tapi kesehatan belum tentu menigizinkan.

Jika suatu saat, juga akan menimpamu apa yang akan kau perbuat? Di mana keluarga tak bisa lagi diharapkan. Di saat harta tak bisa lagi membeli setitik kenikmatan. Di saat renta tak lagi pandang tingginya jabatan.

Di saat seperti ini, yang bersangkutan akan sangat menderita. Di mana ia mengharapkan kehangatan dari anak cucu. Di saat ia sangat ingin merasakan lezatnya makanan, tapi apa daya penyakit tak membolehkan. Ia akan sangat menderita.

Sekali lagi kita tanyakan, bagaimana jika hal itu terjadi pada kita? Apa yang harus kita siapkan dari sekarang? Di saat anak-anak dan harta tidak lagi menolong.

“…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah : 197)

Ya, taqwa adalah sebaik-baik bekal. Taqwa lebih menjanjikan kehidupan yang baik daripada jabatan dan kekayaan.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 97)

Takwa pula menjanjikan pertolongan Allah setiap saat dan keadaan.

“Allah pelindung orang-orang yang beriman…” (Al-Baqarah : 257)

Dan taqwa akan melahirkan sifat tenang dan sabar.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d : 28)

Taqwa adalah sebaik-baik bekal. Menjadi orang yang bertaqwaa adalah sebaik-baik planning.
Karena hanyalah taqwa yang bermanfaat di saat anak-anak dan harta tak berguna lagi.

Taqwa akan melahirkan jiwa yang syukur, tenang dan penuh harapan walaupun sebesar apa pun ujian dan kesulitan yang menimpamu.
 Hanyalah taqwa yang mampu bersuara, di saat semuanya membisu.

Tidak ada komentar