Menu
Cahaya Akhwat

UJIAN WANITA


 Cahaya Akhwat - Bagaimana menghadapi ujian berat dari Allah? Bagaimana supaya kita bisa melewati ujian yang sangat berat? Bagaimana supaya bisa sabar dan ikhlas?
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman. maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tiada dosa atasmu menikahi mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar  dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.s. Mumtahanah : 10)
Perjanjian Hudaibiyah merupakan salah satu ujian yang sangat berat bagi kaum muslimin saat itu. Salah satu perjanjian tersebut adalah orang-orang kafir yang telah masuk Islam dan ikut berhijrah, harus dikembalikan ke Mekkah. Sedangkan orang Islam yang murtad dari Islam tidak boleh dikembalikan ke kaum muslimin.

Perjanjian ini sangat berat bagi para sahabat, namun tiada yang dapat mereka lakukan kecuali ketaatan kepada Rasulullah.
Cobaan itu tak luput pula bagi para sahabiah. Mereka menghadap Rasulullah untuk memohon keringanan, di antaranya Ummu Kultsum binti Uqbah.
Ummu Kultsum bin Uqbah berkata, “Aku lari kepada engkau dengan membawa agamaku. Engkau boleh menghalangi aku, tapi jangan kau kembalikan aku pada mereka karena mereka akan menyiksaku dan mendatangkan cobaan padaku. Sedangkan  aku adalah orang yang tidak sabar mendapat siksaan karena aku hanyalah seorang wanita dan wanita yang paling lemah seperti yang engkau lihat. Kulihat engkau telah mengembalkan dua orang laki-laki.”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah membatalkan perjanjian terhadap wanita.”

Allah telah melindungi wanita yang lurus imannya seperti Ummu Kultsum binti Uqbah dan juga para wanita-wanita yang berhijrah.
Salah satu hikmah:
Wanita lebih lemah dari laki-laki. Dari segi ujian pun tidaklah sama wanita dengan laki-laki. Pastinya Allah tidak akan menimpakan ujian kepada seorang hamba melebihi kemampuannya..
 Allah tidak menguji wanita yang bisa merenggut keimanannya dan melebih daripada kekuatan fisiknya. Allah yang menguji, namun Allah jualah yang memberi jalan keluar bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dan hari ini, jika kita mengalami ujian yang sangat berat, yang telah membuat kita telah keluar dari jalur agama, atau menyalahi dari qudrat kita apalagi sampai menggadaikan kehormatan dan harga diri, atau mendapat ujian yang tak kunjung menemukan solusinya, maka sudah seharusnya kita berintrospeksi diri. Sudah luruskah iman kita? Benarkah kita hanya bertawakkal kepada Allah? Sejauh manakah ketaatan kita kepada Allah?
Jika ujian kita terasa berat, maka bersegeralah kepada Allah. Karena tidak ada ujian melebih kemampuan manusiawi, tetapi iman kitalah yang lemah, yang menyebabkan jiwa kita lemah, sehingga kita tidak mempunyai pegangan yang kuat dan pertolongan Allah pun sangat jauh.
Bersegeralah mendekati Allah.


 Cahaya Akhwat - Bagaimana menghadapi ujian berat dari Allah? Bagaimana supaya kita bisa melewati ujian yang sangat berat? Bagaimana supaya ...
El Nurien
Cahaya Akhwat

POTENSI yang MENGHANCURKAN

POTENSI MENGHANCURKAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ



وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِيْنَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ تُرٰوِدُ فَتٰهَا عَنْ نَفْسِهِ ۤ ۖ قَدْ شَغَفَهَا

حُبًا ۖ اِنَّا لَنَرٰهَا فِيْ ضَلٰلٍ مُبِيْنٍ ﴿۳۰


“Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” (Yusuf :30)



“Dan wanita-wanita di kota berkata: “     kalimat ini menggambarkan,  suatu kumpulan wanita yang sedang asik membicarakan orang lain.    Dari sini tergambar kebiasaan banyak wanita, suka berkumpul-kumpul berbicara dengan topic kesana kemari.  

Berbagai macam versi yang dilakukan kebanyakan wanita.
Versi kekompakan; berkumpul dengan teman kerja, teman tetangga, atau teman sekolah. Terlalu hambar rasanya, kalau  kekompakan seperti hanya diam, tanpa obral obrol.  Awalnya cuma cerita tentang teman, tentang kebahagiaan, kesedihan, sesuatu yang lucu.  Semakin jauh, maka hal seperti ini  sangat sulit selamat dari ghibah.

Versi  keagamaan; yasinan, pengajian, dalam pertemuan seperti ini pun jarang yang selamat dari membicarakan aib orang lain.  Entah saat mengisi waktu menunggu acara dimulai,  sesudah  acara selesai, atau pulang jalan bareng.

“ Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam.”    Jika kita lihat pada ayat 29
يُوْسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هٰذَا وَاسْتَغْفَرِيْ لِذَنْبِكَ اِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِﺌِﻴْﻦَ

(Hai) Yusuf: “Berpalinglah (rahasiakanlah) dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.”

Al-Aziz telah memerintahkan Yusuf  ‘alaihis salam agar merahasiakan apa yang terjadi di dalam keluarga mereka.  Yusuf ‘alaihis salam bisa diam,  namun tidak ada jaminan untuk mulut lain. Entah dari siapa berita ini keluar, namun yang paling besar peranannya dalam penyebaran rahasia ini adalah “wanita-wanita”    Rahasia pribadi menjadi desas-desus dan berita hangat di antara para wanita, sehingga menjadi rahasia umum.

Ada lagi pelajaran yang dapat kita ambil dari dua kalimat ayat di atas. Ada beberapa hal yang menjadi buah pembicaran dalam setiap perkumpulan wanita-wanita.
Selebriti;  Zulaikha adalah wanita cantik, terpandang, dan isteri bangsawan. Tentu ini adalah  pembicaraan yang hangat dan mengasikkan.
Tokoh;   Zulaihka isteri bendaharawan kerajaan, yang tentu ini menjadi figur oleh banyak orang. Yang kadang menjadi contoh dalam berbuat atau menjadi bahan cercaan.
Yang diirikan;   Zulaikha cantik, kaya raya,  isteri bendaharawan kerajaan, tentu ini banyak membuat iri oleh sekian banyak perempuan.  Maka kebanyakan yang paling banyak menyebarkan desas-desus suatu aib adalah orang yang iri.
Jadi yang sebenarnya paling banyak menyebarkan desas desus aib seseorang adalah orang yang iri.

Lihat Juga
Wanita Pilihan
Mencuri Perhatian
Orang-Orang yang dicintai Allah

Aib;   “Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”  Mereka mengatakan sungguh tak pantas seorang tuan putri,  isteri bangsawan jatuh cinta pada budak belian.   Sungguh, suatu yang sangat sangat aib     “Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”     Inilah yang dinamakan sikap Hypokrit, munafik. Seakan-akan mereka suci, mereka tak pernah bersalah.  

Padahal, saat ia membicarakan keburukan seseorang, secara tidak langsung ia telah membeberkan keburukannya sendiri pada orang lain. 

Dan seandainya mereka di posisi Zulaihka belum tentu mereka selamat. Belum tentu mereka teguh memegang pendirian.

Dari sini kita sadar, bahwa dari diri kita (khususnya wanita) memiliki fotensi yang menghancurkan diri, maupun orang lain. Karena itulah pentingnya Wanita pahan agama.

Wanita salehah akan menggunakan fotensi ini untuk mengagungkan Allah dan menyebarkan agama. Dalam perkumpulan, ia selalu mengarahkan topic pembicaraan kepada keagungan Allah dan agama.

Jika masih belum bisa, banyak diamlah di rumah atau hanya berteman dengan orang-orang saleh. 

POTENSI MENGHANCURKAN بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِيْنَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيْزِ تُرٰوِدُ فَتٰهَا عَنْ نَ...
El Nurien
Cahaya Akhwat

APA YANG KAU SIAPKAN UNTUK MASA BENAR-BENAR SULIT?


Cahaya Akhwat - APA YANG KAU SIAPKAN UNTUK MASA BENAR-BENAR SULIT?

Mungkin, hampir semua orang punya planning untuk masa depannya yang lebih baik. Dan kebanyakannya, planning itu  lebih dari satu. Bahkan rencana A, B, C dan seterusnya. Jika A gagal maka beralih ke B, gagal lagi coba rencana berikutnya. Pastinya terus mencoba, hadapai kesulitan demi masa depan yang cemerlang.

Namun, ada yang sering terabaikan. Bagaimana jika kita menghadapi masa yang sangat sulit di saat kondisi yang sudah sangat terbatas.

Akdemik, jabatan, kekayan dan apapun yang bersifat materi, semuanya memang memberikan janji masa depan yang cemerlang. Tapi pernahkah kita berpikir, jika akademik suatu saat membisu? Jabatan bungkam? Kekayaan telah musnah atau berpindah tangan? Kesehatan menampakkan wajah yang suram? Ah, pemikiran yang hanyalah membuat kita menjadi pesimis.

Iya, memang mengerikan, tapi apa salahnya kita pikirkan dan siapkan diri untuk menghadapi masa-masa sulit itu.

Pada artikel Setelah menikahbenarkah surga tak di telapak kaki ibu, saya telah menceritakan bagaimana seorang wanita tua yang sakit, kekurangan dan sendirian. Padahal dia mempunyai dua orang putri, namun takdir berkehendak dia menjalani masa tua dalam kesepian dan luka yang sangat dalam. Masa mudanya juga masa berkecukupan. Lulusan S 1 dan mendapatkan pekerjaan yang mentereng di sebuah perusahaan. Namun takdir berkehendak lain. Siapa pun tidak ada yang mampu mencegah kemana takdir membimbing insan bersangkutan. Di masa tuanya, justru ia harus menjadi seorang fakir, yang hidup dan berobat ditanggung oleh saudaranya.

Di lain cerita. Ada seorang perempuan tua yang juga kena stroke. Hari kehari kondisinya semakin memprihatinkan. Punya anak tapi anak-anaknya lebih peduli dengan kehidupannya sendiri. Punya harta, tapi tak kuasa mengembalikan kesehatan, kekuatan, bahkan untuk membeli kebolehan menyuap makanan yang disukai. Ya, uang bisa membeli makanan apapun, tapi kesehatan belum tentu menigizinkan.

Jika suatu saat, juga akan menimpamu apa yang akan kau perbuat? Di mana keluarga tak bisa lagi diharapkan. Di saat harta tak bisa lagi membeli setitik kenikmatan. Di saat renta tak lagi pandang tingginya jabatan.

Di saat seperti ini, yang bersangkutan akan sangat menderita. Di mana ia mengharapkan kehangatan dari anak cucu. Di saat ia sangat ingin merasakan lezatnya makanan, tapi apa daya penyakit tak membolehkan. Ia akan sangat menderita.

Sekali lagi kita tanyakan, bagaimana jika hal itu terjadi pada kita? Apa yang harus kita siapkan dari sekarang? Di saat anak-anak dan harta tidak lagi menolong.

“…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah : 197)

Ya, taqwa adalah sebaik-baik bekal. Taqwa lebih menjanjikan kehidupan yang baik daripada jabatan dan kekayaan.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 97)

Takwa pula menjanjikan pertolongan Allah setiap saat dan keadaan.

“Allah pelindung orang-orang yang beriman…” (Al-Baqarah : 257)

Dan taqwa akan melahirkan sifat tenang dan sabar.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d : 28)

Taqwa adalah sebaik-baik bekal. Menjadi orang yang bertaqwaa adalah sebaik-baik planning.
Karena hanyalah taqwa yang bermanfaat di saat anak-anak dan harta tak berguna lagi.

Taqwa akan melahirkan jiwa yang syukur, tenang dan penuh harapan walaupun sebesar apa pun ujian dan kesulitan yang menimpamu.
 Hanyalah taqwa yang mampu bersuara, di saat semuanya membisu.

Cahaya Akhwat -  APA YANG KAU SIAPKAN UNTUK MASA BENAR-BENAR SULIT? Mungkin, hampir semua orang punya planning untuk masa depannya yang lebi...
El Nurien
Cahaya Akhwat

WANITA PILIHAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَ إِذْ قَالَتِ الْمَلَـٰـﺌِكَةُ يٰـمَرْيَمُ إِنَّ اللهَ اصْطَفٰـكِ وَطَهَّركِ وَاصْطَفٰـكِ عَلٰى نِسَآءِ الْعَالَمِيْنَ.
يٰـمَرْيَمُ اقْنُتِى لِرَبِّكِ وَاسْجُدِى وَارْكَعِى مَعَ الرَّاكِعِيْنَ


“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita yang ada di dunia ini (semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku.” (Ali Imran : 42-43)
Allah Ta’ala memilih Maryam menjadi wanita pilihan di jamannya karena keshalehannya dan terus tercatat di dalam Al-Qur’an. Yang terus dibaca dan dipelajari oleh manusia sampai akhir jaman. Setiap pahala yang membacanya, mempelajarinya, mengamalkan isi kandungannya akan semuanya akan terus mengalir kepada Maryam.

Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya” (H.r. Muslim)
Begitulah juga dengan wanita-wanita salehah sekarang sampai akhir zaman. Allah akan menjadikannya menjadi wanita pilihan. Allah akan tanamkan rasa cinta di hati suaminya, anak-anak dan masyarakat.

Menjadi wanita pilihan berdasarkan ketaqwaannya kepada Allah, bukan berdasarkan kesuksesan menjadi wanita yang sukses di mata manusia. Walaupun dia telah tiada, namun nama dan jasa kebaikannya akan selalu di kenang anak cucunya dan masyarakat. Dan setiap pahala orang yang mengikutinya akan terus mengalir kepadanya. Tentu ini adalah investasi yang sangat menguntungkan, terbebas dari pada kebinasaan bahkan menyelematkan dan menempatkan pada posisi yang mulia disisi Allah Subhanahu wata’ala.
Lihat juga : 
                       
Kita bisa saja melihat wanita-wanita inspirasi zaman sekarang. Yang sukses dalam karir, ideologi, emansipasi, entertainment. Mereka terpilih karena kegigihan dan keberhasilan yang banyak menginspirasi wanita-wanita masa kini. Namun semua itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya mereka menjadi wanita yang mandiri, berhasil di dunia karir. Namun jika mereka tidak taat pada Syariat Islam, berarti mereka orang yang gagal. Gagal dalam menaklukkan diri untuk taat kepada Allah.
Dan jalan yang ditempuh seperti ini bisa saja telah banyak membuat wanita terlena, lupa kepada Allah dan membangkang syariat Islam. Jika seperti ini, justru mereka adalah orang yang merugi.
“…. dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Qashash : 50)
Berbeda dengan inspirasi Maryam. Ia mampu menaklukkan perasaan dan dirinya hanya untuk berakti kepada Allah.
Maryam juga manusia biasa pada umumnya, punya rasa ingin di cinta, disayang, dan berbagai rasa pada umunya yang dimiliki seorang wanita. Namun semua itu mampu ia tepis sehingga dimuliakan karena perjuangannya dalam mengabdi kepada Allah. Maryam adalah wanita yang sukses dunia akherat.
Dari segi keduniaan, jangan salah menilai maryam. Maryam  wanita sukses dalam rezekinya. Kita bisa takjub kepada wanita yang dengan mimpi sejuta dolarnya, atau sepuluh juta perbulannya. Silahkan takjub kepada yang sukses dengan usaha propertinya atau dengan hotel berbintangnya, tapi kita harus takjub kepada Maryam.
Maryam dengan pengabdian yang luar biasa kepada Allah, maka Allah telah memberikan yang terbaik kepadanya.
Kita harus takjub kepada rezeki Maryam. Maryam dapat menikmati buah musim dingin di musim panas dan menikmati buah musim panas di musim dingin. Kita harus takjub kepada Maryam, yang seorang nabiyullah (Zakaria) sendiri takjub kepada Maryam.
Semua itu akan juga kita dapatkan, jika kita mampu melebihkan Allah di atas segalanya, sebagaimana Maryam.
Uang sekian juta tidak akan  dapat mendatang buah yang jika bukan musimnya. Kecuali kita harus melakukan riset penelitian dan berbagai uji coba atau keliling dunia untuk buah yang kita cari. Itu artinya berapa banyak waktu dan uang yang harus kita keluarkan demi buah yang di inginkan. Tidak dengan Maryam.
Maryam hanya memegang konsekuensi ketaatan, maka ia mendapatkan lebih dari yang dimau.
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (Q.s. Ali Imran : 37)
Maryam, wanita pilihan dan inspirasi  sampai akhir zaman.




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَ إِذْ قَالَتِ الْمَلَـٰـﺌِكَةُ يٰـمَرْيَمُ إِنَّ اللهَ اصْطَفٰـكِ وَطَهَّركِ وَاصْطَفٰـكِ عَلٰى نِسَآ...
El Nurien
Cahaya Akhwat

WASPADAI WAKTU YANG PALING BERBAHAYA




Cahaya akhwat – Tahukah saat-saat yang sangat berbahaya bagi kita? Dia lebih berbahaya dari pada pembunuh yang mencabik-cabik jasad kita. Dia adalah pembunuh yang culas, yang jika kita lengah, maka tanpa kita sadari, dia masuk dalam dan mengotori alam pikiran kita. Dan bermula situlah, dia terus bekerja hingga tanpa kita sadari dia telah banyak membunuh potensi, bahkan mungkin iman juga jasadnya.

Dia lebih berbahaya dari pada saat-saat genting karena ia bisa membunuh kita dalam kelengahan.

Waku luang adalah saat yang paling berbahaya.
Waktu luang yang membuat ibu-ibu berkumpul membicarakan aib-aib orang. Waktu luang anak pemuda nongkrong sambil main catur dan permainan lain sebagainya yang berujung pada perjudian.
Waktu luang banyak menyebabkan kita tenggelam dalam kelengan dunia maya.

Awalnya memang hanya untuk mengisi waktu, lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan dan berakhir pada kecanduan sehingga semakin tak terkendali.

Bunuhlah waktu luangmu dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, terlebih lagi demi kesehatan rohanimu. Isilah waktu dengan dzikir, tilawah, bacalah buku-buku yang memperkaya wawasan keislaman kita, silaturrahmi, dan masih banyak amalan lainnya yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh rohani.

Aturlah waktu secermat mungkin. Jangan biarkan waktu luang merayu kita yang akhirnya merongrong dan terus menyeret kita dalam kesia-siaan. 

Ingatlah, ketika pikiran kau fokuskan pada rohanimu, maka kau akan merasakan manisnya iman. Ketika kau totalitaskan pada ilmu, maka kau akan menikmati kemegahan ilmu dan fakirnya dirimu.
Kelalaian hanyalah akan membuat semakin jauh dari Robb, jiwa semakin sepi dan rohani semakin gersang.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran : 133)




Cahaya akhwat – Tahukah saat-saat yang sangat berbahaya bagi kita? Dia lebih berbahaya dari pada pembunuh yang mencabik-cabik jasad kita. D...
El Nurien
Cahaya Akhwat

ALASAN INI YANG MEWAJIBKAN KAMU MENJADI SEORANG AKHWAT YANG MANDIRI

Akhwat Mandiri

Menjadi seorang akhwat bukan berarti menjadikan diri kita manja dan tergantung pada orang-orang sekitar kita. Apalagi saat seorang akhwat terjun ke dunia rumah tangga. Tidak ada materi yang benar-benar dapat membimbingnya. 

Kemandirian seorang akhwat bukanlah diukur dari tinggi rendahnya sebuah pendidikan yang ia dapatkan. Karena pengalaman hidup pun dapat menentukan tingat kemandirian yang dimiliki.

Berikut adalah tips yang dapat menjadikan persiapan bagi seorang akhwat agar bisa menjadi pribadi mandiri:

~ Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya. Akhwat yang cerdas dapat menentukan kesuksesan seorang anak bahkan sebuah negara. Karena di tangan seorang ibu-lah masa depan generasi bangsa ditentukan.

~ Melatih Keterampilan
Banyak keterampilan yang dapat dipelajari seorang akhwat di mulai dari sejak dini. Misalnya saja keterampilan tangan bisa juga membantu seorang akhwat untuk mandiri dalam bidang finansial.

~ Terjun Kelapangan
Hal ini dapat diartikan dengan praktek secara langsung. Seperti langsung praktek ke dapur untuk memasak, mengulang-ulang hafalan Al Qur'an hingga terbiasa melakukannya saat memiliki anak nanti atau hal lain yang diperlukan bagi pengetahuan seorang akhwat.

Lalu apa saja manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita menjadi seorang akhwat yang mandiri?

Di antaranya sebagai berikut:

~ Lebih Kuat Dalam Menghadapi Masalah Kehidupan

Hidup tak selamanya lancar. Ada kalanya kita diberi cobaan untuk mematangkan diri. Cukuplah kita mengadukan masalah yang dihadapi hanya kepada Allah SWT, karena ada saatnya orang-orang di sekitar tidak ada untuk kita.

~ Bijaksana Dalam Bersikap
Wanita sering mengikuti perasaan yang dimilikinya. Tak jarang pula mengambil langkah yang salah.
Melatih hidup secara mandiri juga dapat mempertajam intuisi dan peka terhadap sebuah kejadian.

Mulailah belajar dari saat ini, mandiri dalam memupuk amal dan kebaikan. Karena saat hari akhir dan seterusnya kita akan menghadapi dalam keadaan sendirian.

Menjadi seorang akhwat bukan berarti menjadikan diri kita manja dan tergantung pada orang-orang sekitar kita. Apalagi saat seorang akhwat te...
ahliah citra
Cahaya Akhwat

AGAR DOA DIKABULKAN



Cahaya Akhawat - Agar doa kita dikabulkan. 
Sebut saja ustadzah ‘Ainun (nama samaran, karena cerita ini tanpa izin beliau), sosok wanita yang sangat tawadhu. Alimah dan hafizah yang beliau sandang, ditambah sifat tawadhunya, membuatku ingin selalu mendekati beliau dengan bisa mengambil manfaat kebaikan dan ketularan sifat tawadhunya.
Biasanya aku hanya bisa melihat beliau dari kejauhan (bila ada pertemuan) susah untuk mendekati beliau. Dengan mencoba cari atu dimana alamat beliau maupun no hp beliau, namun semuanya tak menunjuk tanda-tanda ada jodoh. Dan akhirnya aku tenggelam dalam kesibukan, namun keinginan itu tetap tersimpan di draft mimpiku.
Entah kenapa saat aku benar-benar dalam keadaan lapang, aku melihat beliau berjalan bersama anaknya di tepi jalan. Yang tadinya sudah terlewatkan, langsung saja kuputar motor, menyusul beliau. Kesempatan itu tak boleh dilewatkan.
Dan singkat cerita, aku mempunyai kesempatan belajar sama beliau seminggu sekali.
Beliau adalah dari keluarga yang sangat beruntung. Dari keluarga hanya seorang pengusaha, namun memiliki anak cucu bahkan cicit yang ‘alim dan hafal Al-Qur’an.
Seorang pengusaha mencetak anak cucu yang alim dan hafal Qur’an, menurutku ini sangat langka di jaman sekarang. Dari keluarga ‘ulama dan hafiz pun kadang belum tentu mencetak anak-anak ‘alim dan hafiz seluruhnya. Dari sekian anak, kadang ada saja yang agak ‘bandel’, yang cita-citanya tidak sesuai dengan kehendak orang tua.

Dulu pernah silaturrahmi ke salah satu saudara perempuan ustadzah, dan dalam moment itu kusempatkan bertanya, apa rahasia mereka. Saudari ustadzah berkata, “Sering-seringlah mendoakan anak orang lain. Beliau juga menambahkan, “kalau kita berdoa untuk diri dan keluarga sendiri, itu belum tentu makbul, tapi bila kita mendoakan orang lain, maka malaikatpun akan mengamini untuk kita dan do’a  malaikat pasti makbul.”
“Tiada seorang muslim yang mendoakan temannya tanpa diketahui oleh orang yang didoakan, maka akan disambut oleh malaikat dengan ucapan, “dan untukmu juga seperti itu.”( Muslim, dari Abu Darda)
Subhanallah…Memang harus diakui, semua itu pun tak luput dari usaha kelembutan dan kegigihan dalam mendidik anak cucu mereka. Karena usaha dan doa, dua pekerjaan yang tak terpisahkan.
Boleh jadi, memang keberhasilan mereka karena usaha mereka, namun lebih kuat lagi keberhasilan itu, karena kuatnya dorongan ‘doa malaikat.”

Kesimpulannya:, karena makbulnya sehingga mereka mampu mengaplikasikan dalam usaha mencetak anak cucu mereka jadi generasi yang ‘alim dan hafizh.
Apapun sebabnya, pastinya mendoakan kebaikan buat orang lain, pengaruhnya sungguh dahsyat kepada diri kita sendiri.
Mendoakan orang lain adalah amalan yang begitu mudah, namun kita jarang memperhatikannya. Bahkan, kadang dalam doa keseharianpun, kadang kita mengucapkannya hanya sekadar persaratan dalam berdoa.

Doakanlah untuk agama dan hidayah saudara muslim lainnya karena agama dan hidayah merupakan sumber kebahagiaan.
Selain itu, berhati-hatilah dari doa atau ucapan yang buruk karena kadang akan kembali kepada kita juga.
 “Tiada seorang yang memaki orang lain dengan kata, “fasik atau kafir”, melainkan kalimat itu akan kembali pada dirinya sendiri, jika tidak benar demikian orang yang dimaki itu” (Bukhari, dari Abu Dzar)
“Barang siapa mencela saudaranya (muslim) atas dosanya (yang ia sudah bertaubat), maka ia tidak akan mati sebelum sebelum ia sendiri melakukan (dosa tersebut).”(Tirmidzi)

Berita-berita buruk entah dari media cetak, visual atau hanya media online, kadang membuat kita mudah terpancing emos sehingga mengeluarkan atau menulis kata-kata yang sebenarnya tak bermanfaat dan tak merubah keadaan. Yang ada hanyalah kita terancam memantulnya doa kepada diri kita sendiri. Dan kita tidak tau, mungkin saja suatu saat orang yang kita cela itu bertaubat, sedangkan kita tak bertaubat karena tak merasa bersalah.
Junjungan kita Muhammad saw, selalu mendo’akan ummatnya lebih dari 70 kali, padahal saat itu adalah masa qurun terbaik, beliau dikelilingi para sahabat yang sering dipuji-puji Allah dalam Al-Qur’an.
Bagaimana dengan kita, kita hidup di jaman penuh kepasadan, keburukan, nilai-nilai agama sudah mulai buram terselubung dengan duniawi, kepercayaan- kepercayaan yang kadang bertentangan dengan logika, namun seakan itu dianggap agama, padahal agama itu bisa dihitung dengan logika.  Kriminal sudah merajalela, dimana-mana aurat dan pergaulan bebas sudah dianggap biasa. Pada jaman seperti ini seharusnya kita lebih banyak lagi mendoakan saudara kita, bukannya mengumbar cela.


 Gambar dari blogkhususdoa.com

Cahaya Akhawat - Agar doa kita dikabulkan.  Sebut saja ustadzah ‘Ainun (nama samaran, karena cerita ini tanpa izin beliau), sosok wanita yan...
El Nurien
Cahaya Akhwat

MANFAAT MUSYAWARAH DALAM KELUARGA

 Cahaya Akhwat - manfaat musyawarah dalam keluarga. Bagaimana menyatukan perbedaan pendapat

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.s. Ali Imran :159)

Jika kita menengok sekilas sejarah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana beliau menjadi seorang pemimpin. Beliau tidak hanya berhasil dalam mengatur dalam tatanan masyarakat kecil, tapi negara bahkan berbagi negara dan juga dalam mengatur peperangan.
Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan itu adalah musyawarah. Setiap ada masalah atau mau melakukan sesuatu dalam masyarakat atau peperangan, beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat dan kadang juga meminta pendapat istri-istri beliau.
Musyawarah juga sangat penting ada dalam rumah tangga. Baik memusyawarahkan untuk mencari solusi dalam suatu permasalahan atau ketika mau melakukan perkara besar juga dalam perkara kecil, apalagi jika nantinya akan melibatkan anggota keluarga lainnya.
Biasakan bermusyawarah atau meminta pendapat yang lain walaupun dalam masalah sepele, misalnya membeli kasur atau sekadar menyiapkan menu makanan.

Berikut beberapa manfaat musyawarah jika dibiasakan dalam rumah tangga.
1.                  Masalah dapat segera terpecahkan
Dengan musyawah kita akan mendapatkan beberapa jalan alternative dalam menyelesaikan masalah menyangkut untuk kemaslahatan bersama.
2.                   Keputusan diambil memiliki nilai keadilan
Musyawarah adalah proses dengar dari berbagai pendapat, yang nantinya akan diambil atas kesepakatan bersama. Keputusan bersama tentu akan sangat jauh dari unsur keterpaksaan, sehingga setiap orang dapat menunaikan tugasnya masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama.
3.                  Menciptakan stabilitas emosi.
Dalam musyawarah kita akan menemukan perbedaan pendapat dari yang kita sampaikan. Di sinilah kita melatih menahan emosi dan menghargai pendapat orang lain.
Melatih suami atau kepala rumah tangga mendengarkan pendapat orang lain dan memberi keputusan yang bijak tanpa memihak siapapun.
Suami/ ayah memang kepala rumah tangga sekaligus pemimpin dalam musyawarah. Memang yang memberi keputusan adalah suami, akan tetapi tidak salahnya  mendengarkan pendapat istri atau anak-anak.
Melatih ayah atau ibu menghargai keputusan anak-anak. Walaupun usia-usia anak-anak lebih, namun pendapat mereka lebih mendekati kebenaran, maka tidak salahnya menerima pendapat mereka dan orang tua menghargai pendapat anak-anak.
Sebaliknya juga anak-anak. Anak-anak kadang masih memiliki kejiwaan yang labil, tapi mereka dilatih menerima pendapat dan patuh pada orang tua.
Selain itu juga, membiasakan tidak bersifat sombong karena pendapatnya yang kadang sering diterima. Karena bisa saja ide kita justru mendatangkan mudarat. Kita hanya berusaha mengambil tindakan yang mendekati kepada kebaikan bersama, tapi pada akhirnya Allah jua yang menentukan. Karena itu setiap kali bermusyawarah dianjurkan beristighfar dan sama-sama bertawakkal kepada Allah.

4.                   Melatih anggota keluarga menyampaikan pendapat.
Ini yang tak kalah penting. Dari rumah, anak sudah dibiasakan menyampaikan pendapat, apalagi suatu perkara kebenaran. Betapa banyak anak yang sangat cerdas dalam menyusun uneg-unegnya dan menjawab soal-soal dalam bentuk tulisan, tetapi sangat gagap ketika harus menyampaikannya kepada orang lain.

5.                   Program anggota keluarga lebih terkontrol.
Biasakan ayah, istri dan anak-anak memberitahu apa yang hendak dilakukan dalam musyawarah.
Anak-anak biasakan memberi tahu dahulu dan meminta izin kepada orang sebelum mau melakukan sebuah kegiatan di luar. Misalnya anak-anak besok mau kemana, ia harus memberitahu dan meminta izin orang tua lebih dahulu sebelum memberi keputusan kepada teman-temannya atau pihak lain. Begitu juga dengan istri dan ayah, sehingga masing-masing kegiatan tidak berbenturan sama lain.
6.                   Adanya kebersamaan
Salah satu manfaat musyawarah adalah terkumpulnya anggota keluarga sehingga akan saling mempererat kehangatan antara sesama keluarga.
7.                  Dapat menyatukan perbedaan pendapat
Dalam musyawarah akan ditemukan perbedaan pendapat. Kadang mengambil satu tapi kadang saling meramu antara-antara berbagai pendapat, sehingga menjadi kesepakatan. Inilah salah satu indahnya musyawarah.
Mungkin masih banyak lagi manfaat-manfaat musyawarah yang tidak diketahui admin di sini. Pastinya tidak akan rugi orang yang istikharah dan tidak akan menyesal orang yang musyawarah.
 Berikut suatu kisah kocak, namun memberi pelajaran betapa pentingnya musyawarah dalam rumah tangga.

 Suatu hari, seorang istri kehilangan satu giwangnya dan pada hari yang sama sang suami rusak satu ban motornya.   Ketika mengetahui permasalahan masing-masing, maka masng-masing melakukan inisiatif demi membahagiakan pasangannya.Sang istri jual giwang yang satunya buat beli satu ban untuk motor suaminya. Dan ternyata ditempat lain, sang suami jual satu ban dan dengan uang itu dibelikanlah satu giwang untuk istrinya.
Bayangkan apa yang terjadi ketika mereka sampai di rumah?

Allahu a’lam apakah ini nyata atau hanya fiktip. Tapi kisah ini memberikan pelarajan betapa pentingnya musyawarah itu keluarga, walaupun kita merasa pendapat dan niat kita baik.

  Cahaya Akhwat - manfaat musyawarah dalam keluarga . Bagaimana menyatukan perbedaan pendapat Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah ka...
El Nurien
Cahaya Akhwat

CINTA SEJATI ZULAIKHA



Siapa yang tak kenal Zulaikha? Zulaikha seorang perempuan aristocrat yang tergila-gila pada budaknya sendiri, Yusuf ‘Alaihis salam.

Zulaikha seorang istri pejabat Mesir yang sangat cantik. Perawakan yang ramping dan menarik, mata dan jari-jarinya yang lentik.

Setiap saat ia dilayani, bergelimang dengan kemewahan dan gaya hidup keluarga aristocrat yang diagungkan. Akan tetapi, semua itu tak bisa memalingkannya dari mencintai seorang budak. Zulaikha tak kuasa menahan cintanya sangat besar kepada Yusuf, sehingga menyeretnya dengan tindakan melebihi dari pada sifat seorang wanita yang pada dasarnya mempunyai sifat malu.

Zulaikha merencanakan merayu Yusuf dengan segala perancanaan yang matang dan waktu yang menurutnya sangat tepat. Suaminya sedang tidak ada di rumah.

“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “marilah mendekat kepadaku.”  Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.”
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf).  Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh.  Dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang tepilih.”

Diluar dugaan, ternyata suaminya pulang namun secepat kilat ia dapat berkilah. Ia menuduh Yusuf yang memulai.
“Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya (Yusuf) dari belakang koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia (perempuan) itu berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa yang pedih?”

Yusuf membela dirinya, namun apalah arti pengakuan seorang budak. Beruntungnya saat itu salah satu orang rumah yang mempunyai pandangan yang sangat bijak.
“Dia (Yusuf) berkata, “dia yang menggodaku dan merayu diriku.” Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberi kesaksian, “jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan iu benar dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta.”
“Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang benar.”

Akhirnya, diketahuilah bahwa yang bersalah adalah Zulaikha. Akan tetapi, demi menjaga nama baik dan juga tidak memperpanjang masalah, Al-Aziz hanya menyuruh Yusuf melupakan kejadian itu dan menyuruh istrinya beristighfar.
“Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.”
“Wahai Yusuf, lupakanlah ini, dan (isteriku) mohonlah ampun atas dosamu karena engkau temasuk orang yang bersalah.”

Serapat-rapat menutupi bangkai, akhirnya akan tercium juga. Entah berasal dari mana, akhirnya berita itu tersebar juga. Orang-orang mencela Zulaikha karena mencintai seorang budak.
“Dan perempuan-perempuan kota berkata, “Istri Al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuat dirinya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata.”

Zulaikha mendengar gossip yang menyebar di masyarakat, ia tidak terima dengan penghinaan itu. Maka, dia mengundang istri-istri para pejabat untuk memperlihatkan siapakah Yusuf dan wajarlah jika dia memang jatuh cinta pada Yusuf.
“Maka tatkala perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundanglah perempuan-perempuan itu dan disediakan tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf),” Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Maha Sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.”

Istri-istri para pejabat itu terkejut melihat ketampanan Yusuf bahkan tanpa sadar mereka telah memotong jari-jari mereka sendiri. Di sanalah Zulaikha mendapat pembelaan diri dan akhirnya para istri pejabat itu memahami wajar kalau Zulaikha jatuh cinta pada Yusuf.
“Dia (istri Al-Aziz) berkata, “itulah orang yang menyebabkan kamu mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya dan sungguh, aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia telah menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina.”
“Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka. Jika  tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.”
“Maka Tuhan perkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah yang Maha Mendengar,  Maha Mengetahui.” (QS.Yusuf:23-34)

Selanjutnya Yusuf tinggal dipenjara untuk masa yang cukup lama. Dia menghibur orang-orang yang susah dan menasehati orang-orang yang bersalah. Sampai saatnya datang pertolongan Allah swt. Dia keluar dari penjara untuk kemudian mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam kerajaan. Pada saat itu Al-Aziz telah meninggal dunia dan kedudukannya digantikan oleh  Al-Aziz yang lain.

Suatu hari Al-Aziz mengirim utusan untuk bertanya kepada para wanita itu apa yang sebenarnya yang mereka ketahui tentang Yusuf ‘Alaihis salam..  Bahkan isteri Al-Aziz juga didatangkan. Kemudian, dia bertanya kepada mereka, “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya kepadamu?” Mereka berkata, “Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui suatu keburukan darinya.”

Berkata isteri Al-Aziz (setelah dia sadar), “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.”
Yusuf berkata,” Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya dibelakang nya, dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Yusuf:51-54).

Zulaikha mengakui akan kesalahannya. Dia juga mengumumkan bahwa nafsu sendiri itulah yang jadi musuh utama baginya. Karena nafsu itu selalu menyuruhnya kepada kejahatan dan menipunya. Kemudian, syetan akan datang dan membujuknya agar melakukan sesuatu untuk mencapai keinginannya. Sungguh dia telah menjadi tawanan bagi keinginannya sendiri.

Dia sangat mencintai Yusuf sehingga habis seluruh hartanya. Dia memilik tujuh puluh tas perhiasan dan permata, semua dia infakkan demi cinta dia kepada Yusuf. Setiap orang berkata kepadanya, “hari ini aku melihat Yusuf,” Maka dia akan memberikan kalungnya kepadanya. Sehingga dia tidak memilki sesuatupun. Dia menyebut segala sesuatu dengan nama Yusuf. Sungguh dia telah lupa segala sesuatu selain Yusuf karena kerinduannya yang mendalam. Jika memandang ke langit, dia melihat nama Yusuf tertulis pada bintang-bintang.

Namun, setelah beriman kepada Allah swt. dan menikah dengan Yusuf ‘Alaihis salam, dia lebih suka menjauh dari Yusuf untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.  Terkadang Yusuf memanggilnya ketempat tidur pada siang hari, maka dia menundanya hingga malam hari, dan bila Yusuf memanggilnya pada malam hari,  dia menundanya hingga siang hari. Dia berkata , “Wahai Yusuf, wahai orang yang benar-benar keimanannya, sesungguhnya aku pernah mencintaimu sebelum aku mengenal-Nya. Namun, setelah aku mengenal-Nya, sungguh tidak ada lagi cinta yang tersisa untuk selain-Nya.”
Sehingga yusuf berkata kepadanya, “Sesungguhnya, Allah Subahanahu Wata’la telah  memerintahkan aku untuk demikian dan Dia memberitahukan kepadaku bahwa Allah hendak melahirkan darimu dua orang anak laki-laki dan menjadikan mereka sebagai Nabi.” 
Zulaikha berkata,  “jika Allah memerintahkan kamu demikian dan menjadikan aku  sebagai jalan untuk itu, maka aku taat kepada Allah Subahanahu Wata’ala
Diriwayatkan bahwa semula Yusuf mendapati  Zulaikha adalah tidak mempunyai anak. Setelah dia menikah dengan Yusuf, maka dia melahirkan dua orang anak, yaitu Afraitam bin Yusuf dan Yasya bin Yusuf.

Kemudian Afraitam mempunyai anak laki-laki bernama Nun, yaitu orang tua Yusya’ bin Nun, serta Rahmah isteri Nabi Ayyub ‘Alaihis salam.

Begitulah cinta Zulaikha yang luar biasa kepada Yusuf sehingga ia menderita karena perasaannya, namun begitu ia mengenal Allah semua cintanya telah teralih hanya kepada Allah.


*Sumber bacaan: buku Si Maryam Gadis Pilihan. 

Siapa yang tak kenal Zulaikha? Zulaikha seorang perempuan aristocrat yang tergila-gila pada budaknya sendiri, Yusuf ‘Alaihis salam. Zulaikha...
El Nurien