Menu
Cahaya Akhwat

Percayakah, ada Kekuatan Lain yang Bisa Membentuk Rumah tangga Samara?







Mungkin judul artikel ini berlebihan, tapi percayalah hal itu memang ada dalam kehidupan sehari-sehari. Hal itu karena iman kita terlalu lemah, tidak mempercayai kecuali sesuatu yang nyata. Padahal kekuatan itu sangat besar dan sangat menentukan pada kehidupan anak manusia.

Percayakah juga, ternyata dalam rumah tangga kekuatan itu sangat berpengaruh bahkan menentukan. Sakinah mawaddah warahmah-kah atau malah wadah petaka yang berujung kehancuran.

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ، يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُو ،  أُولَــۤــﺌِـكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ، إِنَّ اللهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ  


“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.s. At-Taubah : 71)

Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.  Dengan rahmat Allah, kita bisa berkasih sayang. Dengan rahmat Allah, kita bisa saling memahami, kita saling memaafkan dan saling peduli.

Dengan rahmat Allah, ada ketenangan dalam rumah,  tidak ditakutkan dengan hal-hal yang sepele, dimudahkan segala urusan dan sabar atas segala ujian.

Dengan rahmat Allah, membuat kita selalu merasa cukup, optimis dan bisa mencapai segala hal (selama dalam kebaikan). Rahmat Allah-lah segala-galanya.

Rahmat Allah juga yang membuat Ashabul kahfi tertidur dalam gua, padahal di luar sana sedang dalam suasana tegang karena orang-orang kerajaan berkeliaran untuk menangkap mereka.

“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kamidari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka Kami tutup telinga mereka (Allah tidurkan) beberapa tahun dalam gua itu.” (Q.s Al-Kahfi :10-11)

Rahmat Allah yang menguatkan hati ibu Musa ketika melihat bayinya terapung-apung di laut.
“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).” (Q.s. Al-Qashash : 10)

“Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Ya, Allah Maha perkasa, walaupun bertentangan dengan akal manusia. Dan semua itu adalah kebijakan Allah, hanya saja manusia saja yang sering mengabaikannya.

Lalu siapakah yang mendapatkan rahmat itu?
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.

Suami istri yang satu sama sama lain saling membantu dalam mengajak kebaikan dan mencegah kemunkaran (da’wah ila llah), mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Inilah keluarga yang ideal di mata Allah dan Allah selalu bersama mereka. Rela berkorban diri, harta dan waktu untuk agama Allah. Mereka berpisah dan bertemu karena Allah.

Mereka da’wah bukan karena sudah merasa paling benar, justru mereka ingin belajar dan ingin meningkatkan iman dan amal. Bahkan ayat ini menggambarkan, terjun dalam dunia da’wah pada urutan pertama, sebelum shalat dan zakat. Karena memang da’wah adalah diibaratkan pabrik dan amalan Islam adalah produknya. Jika  pabrik/da’wah berproduksi, maka Islam akan terus ada. Sebaliknya, jika da’wah ditinggalkan, maka amalan Islam pun akan habis.

Mereka selalu mendirikan shalat, menunaikan zakat (jika mereka berkewajiban atas hal ini), sekuat tenaga untuk selalu taat kepada Allah dan menghidupkan sunnah Rasulullah.

“Allah merahmati laki-laki yang bangun pada malam hari, lalu shalat tahajjud, kemudian ia membangunkan istrinya hingga ia pun shalat. Apabila istrinya tidak bangun, ia percikkan air ke wajahnya. Allah merahmati wanita yang bangun pada malam hari lalu shalat tahajjud, kemudian ia membangunkan suaminya hingga ia pun shalat. Apabila suaminya tidak bangun, ia percikkan air ke wajahnya.” (H.r. Nasa’i)

Dari segi financial mungkin terlihat sederhana, bahkan mungkin sangat kekurangan, tapi rahmat Allah selalu menaungi mereka.

Berlebihan tidak membuat mereka sombong apalagi lupa daratan. Justru kelebihan itu membuat mereka semakin utama di mata Allah. Mereka tidak ragu mengorbankan hartanya demi agama dan demi mencari keredaan Allah.

Ujian mungkin tak kalah hebatnya dengan orang lain, tapi dengan rahmat Allah itulah mereka bersabar, berpikir bijak, selalu bisa mengembalikan dan bertawakkal kepada Allah.

Sehingga sakinah selalu ada dalam rumah tangga mereka, rezeki berkah dan setiap kekurangan atau ujian apapun justru semakin mendekatkan mereka kepada Allah.

Kondisi ini sangat berbeda dengan orang yang sangat jauh dengan roh agama agama. Mereka mungkin kaya, berpangkat dan semua keinginan selalu terpenuhi. Tapi jika tanpa adanya amalan agama, maka rahmat Allah sangat jauh dari mereka, bahkan  bisikan dan hasutan setan selalu mengelilingi mereka.

"... dan aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (Q.s. Al-A’raf : 22)

Tanpa rahmat Allah (ditambah lagi dengan bisikan dan hasutan setan), semuanya menjadi tidak menyenangkan. Berkecukupan tapi tidak ada rasa syukur sehingga selalu merasa kurang dan tidak merasa puas. Satu sama lain saling curiga. Masalah kecil menjadi besar. Sama-sama saling menuntut. Sama-sama saling menyalahkan. Sulit berkompromi. Egolah yang selalu menang. Selalu ditakutkan oleh hal-hal yang kecil. Dibuat gelisah oleh prasangka buruk. Dibuat tidak tentram oleh isu-isu yang tidak jelas.

Walaupun mereka berusaha untuk saling memperbaiki, selama mereka tidak kembali kepada Allah, harapan untuk lebih baik sangat tipis. Karena rahmat Allah sangat jauh dari mereka dan setan selalu membekap mereka.

Sekarang rumah tanggamu ada di bagian mana? Mereka yang selalu berkomitmen dalam da’wah pasti membenarkan hal ini karena mereka telah merasakan nikmat itu dan pernah merasakan betapa sengsaranya jika telah iman menurun dan dunia da’wah semakin jauh.

والله مستعان على ما تصفون

Tidak ada komentar